Mengapa Pengusaha Suka Menyuap?

Posted by Unknown on 08.39 with No comments
JAKARTA, KOMPAS.com — Suap-menyuap dalam dunia bisnis merupakan hal yang biasa. Menurut Ketua Pokja Bisnis Tanpa Suap Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Ai Mulyadi, sebanyak 40 persen pengusaha di beberapa negara, termasuk Indonesia, melakukan suap demi keberlangsungan bisnisnya.
"Salah satu masalah besar adalah rendahnya integritas moral bangsa, korupsi, suap-menyuap yang sudah dianggap biasa," katanya seusai mengikuti Rapat Koordinasi Komunitas Pengusaha Antisuap Indonesia (Kupas), di Menara Kadin, Jakarta, Jumat (16/7/2010).
Para pengusaha, menurut Ai, melakukan suap ketika terdesak untuk membuat urusannya dilayani dengan cepat. "Karena kalau enggak ada suap, pelayanannya terlambat, atau malah diabaikan, mula-mula di situ, tapi lama-lama menjadi kebiasaan," katanya.
Terkadang uang suap juga diberikan sebagai tanda terima kasih seusai urusannya dilayani dengan harapan agar urusannya yang kemudian akan kembali dilayani dengan cepat. "Pengusaha-pengusaha itu enggak enak kalau tidak memberikan sesuatu," katanya.
Sektor-sektor yang berkaitan dengan perizinan, perpajakan, dan bea cukai, lanjut Ai, menjadi sektor tempat maraknya praktik suap-menyuap. "Memang untuk memberantas suap di dunia bisnis sampai akarnya itu tidak mungkin, jadi yang kita lakukan adalah menekan angka suapnya," kata Ai.
Oleh karena itulah, dalam rangka menekan angka praktik suap-menyuap dalam dunia bisnis, Kadin Indonesia membentuk Komunitas Pengusaha Antisuap Indonesia (Kupas) pada 3 Desember 2009 yang melakukan langkah-langkah seperti aksi kolektif dengan berlandaskan pada pancakarsa Kupas, yakni tidak saling menyalahkan, berorientasi pada solusi, tidak membuang waktu dengan mewacanakan masalah, tidak menuntut orang lain tetapi menuntut diri sendiri, dan menghilangkan sikap saling tunggu.
"Kita hanya ingin berpartisipasi, sedikit saja dalam rangka meningkatkan integritas bangsa," imbuh Ai.
 SUMBER : KOMPAS