Kisah Sukses Pengusaha Indonesia di Amerika, Bukti Indonesia Bisa dan Kita Mampu

Posted by Unknown on 18.06 with No comments

Sumber Gambar: Theglobeandmail.com
Sukses merupakan hal yang diinginkan oleh semua orang dalam bidang apapun sesuai dengan minatnya. Namun kesuksesan rasanya bukanlah hal yang begitu saja datang tanpa kerja keras dan ketekunan seperti yang dilakukan oleh para pengusaha sukses yang diliput dalam Liputan VOA Indonesia yang terangkum dalam Video Youtube di Channel VoaIndonesia-Youtube.

Para pengusaha tersebut membuka usaha dan tinggal di negeri paman sam Amerika. Berkat usaha yang mereka kembangkan mampu membuka lapangan kerja bagi warga Indonesia yang tinggal disana, maupun warga Amerika.

Tak tanggung tanggung usaha yang mereka kerjakan pun kental dengan ciri khas bangsa Indonesia dan memakai bahan-bahan produksi dari Indonesia yang tentunya tidak kalah kualitasnya dengan produk asli Amerika.

Sebut saja Fredi Tumakaka pemuda asal Jakarta yang melanjutkan sekolah musisinya dengan jeli melihat peluang usaha sepatu yang berlebelkan "Praja" yang berasal dari bahasa sansekerta yang artinya generasi baru. Praja ini diproduksi dengan bahan-bahan produksi asli dari Indonesia. Fredi hijrah ke New York sembilan tahun yang lalu dan kini ia telah berhasil memiliki usaha yang menjanjikan dengan menjualnya secara offline maupun online melalui website tokonya. Berikut ulasannya dalam video liputan voanews.

Hal yang dapat kita pelajari dari liputan ini dari Fredi mungkin:
  • melihat peluang/ kesempatan
  • riset pasar, dan kualitas produk yang bagus seperti bahan asli Indonesia dari tenun tubah sebagai bahan dasar sepatu praja tersebut.
  • pengembangan produk dan ikut pameran
  • jual secara online selain offline

Apa yang dilakukan Fredi juga tak kalah hebatnya dengan yang dilakukan oleh Felix Tansil dengan usaha bisnis kopi nya yang jeli menangkap peluang mengingat sekitar 54% warga dewasa AS minum kopi setiap harinya. Felix mendirikan bisnis Nagadi Cofee Roasters di negara bagian Maryland.  Nagadi berasal dari bahasa ethiopia yang artinya pengelana sesuai dengan konsep warung kopinya yang berasal dari berbagai negara termasuk kopi dari Indonesia yaitu kopi toraja sulawesi. Berikut ulasannya

Hal yang dapat kita pelajari dari liputan warung kopi ini mungkin:
  • Melihat peluang, melalui pembicaraan orang sekitar 54% orang dewasa suka minum kopi
  • mental siap maka segera lakukan
  • sesuai konsep pengelana, kopi yang ada jarang ditemukan kecuali di warung kopi tersebut dengan beaneka ragam kopi dari penjuru dunia
  • selain itu kualitas kopi harus diperhatikan, yakni dengan filter atau menyyaring terlebih dahulu kopi
  • hanya menjual fresh kopi yang bertahan tidak lebih dari 2 minggu
  • jual secara online selain offline
Usaha kreatif pun dilakukan oleh dua orang bersaudara asal indonesia Erwin Cahyadi dan Erick memanfaatkan tren Food Truck alias Restoran Berjalan di pusat kota Los Angeles dengan membuka usahanya dengan nama Food Truck Komodo yang memang binatang ini merupakan maskot Indonesia hingga menjadi one of the new7wonders in the world (7 keajaiban dunia baru). Berikut liputannya:

Hal yang dapat kita pelajari dari liputan Komodo Truck ini mungkin:
  • Memperkenalkan nama komodo dimana orang tertarik untuk lebih tahu komodo
  • karena usaha ini usaha makanan cepat saji, jadi harus memperhatikan bahan-bahan makanan yang cepat dimasak dan praktis
  • kualitas bahan yang segar dan menu yang praktis
  • menu andalan dari indonesia rendang yang sudah diakui dunia sebagai makanan terlezat
  • promosi dari mulut ke mulut emang hal yang sangat jitu dalam berpromosi

Tak jauh berbeda dengan usaha yang dilakukan Erwin dan Erick, hal yang sama juga dilakukan oleh Fenny dan Anton dengan menjual makanan cepat saji yang diberi nama "Wayang House" dipusat kota Portland negara bagian Oregon. Mereka menjual makanan makanan asli Indonesia sesuai dengan namanya wayang house yang berarti rumah wayang yang merupakan kesenian asli Indonesia. Berikut liputannya

Hal yang dapat dipelajari dari Wayang House ini mungkin:
  • melihat peluang dengan ramainya food court
  • berani melawan nervous untuk melakukan usaha
  • sesuai dengan hobi memasak

Masih dengan usaha yang sama yakni kuliner atau makanan David Sarja seorang imigran asal Indonesia ini berhasil dalam usaha restorannya yang kini sudah membuka tiga restoran di negara bagian Florida. Berikut liputannya

Hal yang dapat dipelajari dari David Sarja ini mungkin:
  • melihat peluang dengan mendirikan restoran
  • berani mencoba meski gagal dan lihat peluang lainnya
  • sukses dengan satu restoran berani membuka lagi restoran baru
  • kerja keras
  • meluangkan waktu bekerja sekitar 60-80 jam seminggu
  • online store juga selain offline

Satu lagi yang membuat bangga adalah Rumah Makan Khusus Tempe "Tempe House", buatan Ibu Ratina yang sudah terkenal di California dan sekitarnya. Tempe memang khas Indonesia dan kini menjadi makanan yang juga disukai oleh orang amerika terutama dibagian Los Angeles dan California. Berikut liputannya

Hal yang dapat dipelajari dari Tempe House ini mungkin:
  • melihat peluang bahwa tempe belum ada di daerah sekitar
  • bermula dari modal kecil dari rumah, meski kemudian digrebek polisi karena dilarang usaha di rumah
  • berani membeli sebuh restoran/toko
  • terus bereksperimen menghasilkan kualitas produk (tempe) yang tinggi dan fresh
  • promosi dari mulut ke mulut hingga banyak toko yang memesan
  • jual di toko selain tempe namun juga dengan makanan lainnya.

Sungguh luar biasa kalau orang barat bilang amazing atau awesome. Yah itulah kata yang memang pantas diungkapkan bagi mereka yang telah sukses berusaha di negeri orang lain di Amerika, dan masih banyak lagi daftar pengusaha sukses lainnya dengan ide usahanya yang dapat kita lihat di Channel VoanewsIndonesia di youtube.

Beberapa hal yang dapat kita ambil dari kisah sukses disana bahwa yang namanya usaha dalam upaya menjadi pengusaha sukses perlu: pandai melihat peluang usaha, kerja keras, riset pasar, berani dan tidak mudah patah arang, berinovasi dan memiliki ide yang unik kreatif, dan tentu produk yang baik dan berkualitas, terakhir sepertinya untuk tambahan yakni do'a. Selain itu mengembangkan pasar dengan jualan online yang memang sangat mujarab dalam berusaha dengan modal yang sangat minim, selain itu mampu menjangkau siapapun di seluruh dunia secara cepat.

Kisah sukses pengusaha di atas tentu sangat menginspirasi kita dalam berusaha, sekaligus bangga akan mereka yang telah mengharumkan dan menginformasikan bahwa "nih gue orang Indonesia, dan gue gak malu, ini loh usaha gue yang mencirikan khas negara kami" mungkin kalimat itu yang bisa saya ambil dari setiap kilasan video tentang mereka yang bangga akan negaranya dan tak lupa menampilkan ciri khas indonesia di setiap usaha yang mereka lakukan.

Menjadi inspirasi dalam berkarya dan berusaha memang diperlukan sekali bagi bangsa Indonesia dalam upaya meningkatkan kesejahteraan bangsa ini. Jumlah usaha yang masih kurang dari total seluruh penduduk Indonesia ini menjadi salah satu faktor masih kurangnya lapangan kerja. 

Indonesia yang kini berpenduduk 237 juta jiwa lebih menurut sosiolog David McCleiland setidaknya jumlah pengusaha Indonesia minimal dua persen atau sekitar 4,74 juta jiwa dari total penduduk. Saat ini jumlah pengusaha Indonesia baru mencapai sekitar 1,56 persen menurut Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hasan. Selain itu menurut teori suatu negara dapat maju minimal dengan jumlah enterpreneur 2 persen. (sumber: Republika & vivanews.com)

Jika saya menyimpulkan mengapa minimal harus 2 persen kemungkinan karena dengan jumlah pengusaha tersebut setidaknya dapat membuka lapangan kerja bagi pengangguran untuk memperoleh kesejahteraan yang baik serta dapat meningkatkan angka devisa negara yang mampu menambah baik kualitas ekonomi Indonesia yang pada akhirnya dapat mengembangkan ekonomi negara menjadi ekonomi yang maju.

Mari kita bandingkan saja dengan Amerika yang sekitar 12 persen dan Jepang dengan 10 persen. Indonesia masih tertinggal jauh. Hal ini menurut Ketua Himpunan Pengusaha Indonesia (HIPMI) Raja Sapta Oktohari dikarenakan masih banyak permasalahan klasik yang jadi penghambat perkembangan dunia kewirausahaan salah satunya akses permodalan yang sulit. pemerintah Indonesia harus mengambil langkah-langkah strategis guna mengembangkan wirausaha seperti melakukan identifikasi wirausaha yang ada saat ini.

Selain daripada itu, menurut wakil ketua HIPMI Salim Karim yang dilansir dalam berita voanewsindonesia 13 juni 2012, "pemerintah harus mampu mendukung para pengusaha muda dengan cara menciptakan iklim investasi yang kondusif. Sudah saatnya industri di Indonesia memiliki teknologi canggih sehingga mampu membuat produk-produk berkualitas tinggi sekaligus siap pakai sehingga lebih diminati konsumen. Langkah tersebut menurutnya akan mampu menyerap banyak tenaga kerja dan mampu bersaing dengan produk-produk asing. Namun diingatkannya untuk mencapainya perlu didukung situasi ekonomi dan politik yang kondusif agar para pengusaha muda merasa aman dan nyaman dalam mengembangkan berbagai inovasi".

Mari kita renungkan kembali, Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam kita setuju akan semua itu, namun juga Indonesia adalah negara yang penuh dengan potensi potensi enterpreneur yang besar terbukti dengan adanya pengusaha-pengusaha sukses yang ada di luar negeri, bukan hanya di Amerika tapi juga negeri yang lain. 

Hal itulah yang dapat memacu kita menjadi seorang wirausaha yang sukses bahwa kita bisa dan kita mampu menjadi lebih baik. Rasanya sudah cape kita mengeluh tentang pemerintah yang kurang memperhatikan kesejahteraan bangsa, mari kita buktikan bahwa kita bisa menjadi warga negara yang cerdas dan mampu membawa nama baik bangsa menjadi negara yang perekonomiannya maju salah satunya menjadi enterpreneur. Bukankah orang bijak mengatakan "jangan tanya apa yang diberikan negara untukmu, namun tanyakanlah apa yang bisa diberikan dirimu untuk negara".

Rasanya yang terbaik adalah kita berusaha, namun juga pemerintah harus mendukung. Gotong royong sebagai ciri khas Indonesia harusnya teraplikasikan dalam upaya peningkatan perekonomian bangsa bukan malah gotong royong dalam korupsi yang menyengsarakan rakyat. Wallahu'alam

Pustaka tulisan:
Voanewsindonesia
Majalah Republika